Panas menyengat siang itu, hampir selesai beban kerja
yang ditugaskan oleh kantor. Ya sebagai petugas lapangan jam kerja banyak ku
habiskan di luar kantor. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.28. Wah harus istirahat
nih gumamku. Akhirnya kuputuskan untuk beristirahat di bawah sebuah pohon
dimana ada penjual es tong-tong disana.
Sambil menikmati segarnya es tong-tong dan sepotong gorengan (buatan
istri dari rumah), tak lupa sebatang rokok (jangan ditiru yang ini) terselip
disela jemari. Terselip sebuah obrolan yang penuh makna dengan bapak penjual es
tong-tong.
Inilah
obrolanku sama bapak itu:
Aku (A) : Ramai pak?
Bapak (B):
Alhamdulillah mas lumayan.
A : Ooohhh......
Obrolan sempat terhenti sebentar, saya nikmatin
rokok, bapaknya melayani pembeli yang lain.
Selesai melayani pembeli yang baru datang si bapak
melanjutkan obrolan lagi
B: Dari mana mas?
A: Ini pak, keliling Mukomuko (sambil tertawa kecil)
B: He... he.... dah dapat berapa kilometer mas?
A: Wah..gx kehitung lg kilometernya pak...he..he..Asli
mana pak?
B: Lampung mas,Tanggamus...tapi udah sejak tahun 1983
saya udah tinggal disini
A: oh...Penghasilan dari jual es tong-tong cukup pak
buat kebutuhan sehari-hari? (iseng bertanya buat nyari bahan obrolan)
B: Alhamdulillah mas, selama kita masih bisa
bersyukur, Insyaallah gak akan kekurangan.
Aku semakin
antusias ngobrol dengan si bapak.
A: Maksudnya pak?
B: (sambil tersenyum) Gini mas kalau kita bersyukur
dengan apa yang kita peroleh, asalkan kita sudah berusaha dan berdoa, berapapun
insyaallah akan cukup mas. Kalo kita merasa kurang, sampai kapanpun kita gak
akan bisa memenuhinya.
A: Tapi pak kebutuhan hidup kan besar, biaya makan,
biaya sekolah, biaya kesehatan dan biaya yang lainnya membutuhkan dana yang
tidak sedkit. Dan saya beberapa kali melakukan survei, para pedagang kecil
seperti bapak selalu bilang gak cukup sehingga mereka minta bantuan baik untuk
biaya sekolah maupun yang lainnya.
B: (kembali tersenyum) Ya itu maksud saya mas. Banyak
orang yang merasa kekurangan padahal dia gak mau berusaha, banyak yang merasa
kekurangan padahal dia tidak pernah berdoa, ada yang merasa kekurangan karena
tidak berusaha dan berdoa. Ada pula yang merasa kekurangan karena dia memang
berdoa meminta kemiskinan melalui perbuatannya.
A: (bingung) maksud yang terakhir pak? Saya kira gak
ada orang yang minta miskin apalagi melalui perbuatan.
B: Gini mas, ketika sampeyan bekerja apa yang sampeyan
cari?
A: Yang jelas pertama kali uang
B: Logikanya anda bekerja pasti juga berdoa semoga
dapat uang banyak juga kan?
A: Iya Pak
B: Begitu juga ibaratnya dengan kita jika meminta
bantuan?
A: Maksudnya? (masih bingung)
B: Saya jualan es tong-tong ini mas, saya bisa
menyekolahkan anak saya di Universitas Diponegoro sampai lulus dengan hasil
keringat saya sendiri tanpa bantuan. Meskipun dari pihak sekolah pernah
menawari saya agar bisa sekolah gratis tanpa biaya dengan surat keterangan
miskin. Tapi saya gak mau mas.
A: Kok gak mau pak? Apa tokoh masyarakat dan aparat
pemerintahnya mempersulit? Dan hubungannya dengan yang tadi pak (masih tetap
bingung)
B: Gak mas (sambil tersenyum). Tokoh masyarakat maupun
aparat pemerintah Desa pasti tahu saya dan kehidupan saya.
A: Trus....? (sambil gak sadar telah habis 2 batang rokok)
B: Tadi saya mengatakan ada yang berdoa minta miskin
melalui perbuatannya. Dan saya gak mau mas. Ketika saya minta surat keterangan
miskin untuk semua kebutuhan kita. Maka disaat itulah kita juga pada intinya
berdoa minta miskin. Dan kita gak tahu kapan doa kita akan dikabulkan oleh
Allah. Kalo pada saat itu doa kita dikabulkan maka kita akan jadi miskin baik
lahir maupun batin selamanya. Padahal Allah telah mengatakan barang siapa yang
bisa mensyukuri nikmat yang diberikan. Insyaallah Allah akan menambah
nikmatnya. Dan bagi saya mas, masih banyak yang kehidupannya masih dibawah saya
dan lebih berhak.
A: (manggut-manggut) Ohh.... begitu ya pak...
Wah dengan gaji yang ku peroleh dan pekerjaan
sampingan yang ku punyai, aku merasa malu. Alhamdulillah
mendapat sesuatu yang hebat dari obrolan kecil. Seandainya aku dan masyarakat
kita mempunyai sifat seperti bapak si penjual es tong-tong ini...