Kamis, 16 Oktober 2014

Penjual Es Tong-tong dan Logika Kemiskinan


Panas menyengat siang itu, hampir selesai beban kerja yang ditugaskan oleh kantor. Ya sebagai petugas lapangan jam kerja banyak ku habiskan di luar kantor. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.28. Wah harus istirahat nih gumamku. Akhirnya kuputuskan untuk beristirahat di bawah sebuah pohon dimana ada penjual es tong-tong disana.  Sambil menikmati segarnya es tong-tong dan sepotong gorengan (buatan istri dari rumah), tak lupa sebatang rokok (jangan ditiru yang ini) terselip disela jemari. Terselip sebuah obrolan yang penuh makna dengan bapak penjual es tong-tong.
Inilah obrolanku sama bapak itu:
Aku (A) : Ramai pak?
Bapak (B): Alhamdulillah mas lumayan.
A : Ooohhh......
Obrolan sempat terhenti sebentarsaya nikmatin rokok, bapaknya melayani pembeli yang lain.
Selesai melayani pembeli yang baru datang si bapak melanjutkan obrolan lagi
B: Dari mana mas?
A: Ini pak, keliling Mukomuko (sambil tertawa kecil)
B: He... he.... dah dapat berapa kilometer mas?
A: Wah..gx kehitung lg kilometernya pak...he..he..Asli mana pak?
B: Lampung mas,Tanggamus...tapi udah sejak tahun 1983 saya udah tinggal disini
A: oh...Penghasilan dari jual es tong-tong cukup pak buat kebutuhan sehari-hari? (iseng bertanya buat nyari bahan obrolan)
B: Alhamdulillah mas, selama kita masih bisa bersyukur, Insyaallah gak akan kekurangan.
Aku semakin antusias ngobrol dengan si bapak.
A: Maksudnya pak?
B: (sambil tersenyum) Gini mas kalau kita bersyukur dengan apa yang kita peroleh, asalkan kita sudah berusaha dan berdoa, berapapun insyaallah akan cukup mas. Kalo kita merasa kurang, sampai kapanpun kita gak akan bisa memenuhinya.
A: Tapi pak kebutuhan hidup kan besar, biaya makan, biaya sekolah, biaya kesehatan dan biaya yang lainnya membutuhkan dana yang tidak sedkit. Dan saya beberapa kali melakukan survei, para pedagang kecil seperti bapak selalu bilang gak cukup sehingga mereka minta bantuan baik untuk biaya sekolah maupun yang lainnya.
B: (kembali tersenyum) Ya itu maksud saya mas. Banyak orang yang merasa kekurangan padahal dia gak mau berusaha, banyak yang merasa kekurangan padahal dia tidak pernah berdoa, ada yang merasa kekurangan karena tidak berusaha dan berdoa. Ada pula yang merasa kekurangan karena dia memang berdoa meminta kemiskinan melalui perbuatannya.
A: (bingung) maksud yang terakhir pak? Saya kira gak ada orang yang minta miskin apalagi melalui perbuatan.
B: Gini mas, ketika sampeyan bekerja apa yang sampeyan cari?
A: Yang jelas pertama kali uang
B: Logikanya anda bekerja pasti juga berdoa semoga dapat uang banyak juga kan?
A: Iya Pak
B: Begitu juga ibaratnya dengan kita jika meminta bantuan?
A: Maksudnya? (masih bingung)
B: Saya jualan es tong-tong ini mas, saya bisa menyekolahkan anak saya di Universitas Diponegoro sampai lulus dengan hasil keringat saya sendiri tanpa bantuan. Meskipun dari pihak sekolah pernah menawari saya agar bisa sekolah gratis tanpa biaya dengan surat keterangan miskin. Tapi saya gak mau mas.
A: Kok gak mau pak? Apa tokoh masyarakat dan aparat pemerintahnya mempersulit? Dan hubungannya dengan yang tadi pak (masih tetap bingung)
B: Gak mas (sambil tersenyum). Tokoh masyarakat maupun aparat pemerintah Desa pasti tahu saya dan kehidupan saya.
A: Trus....? (sambil gak sadar telah habis 2 batang rokok)
B: Tadi saya mengatakan ada yang berdoa minta miskin melalui perbuatannya. Dan saya gak mau mas. Ketika saya minta surat keterangan miskin untuk semua kebutuhan kita. Maka disaat itulah kita juga pada intinya berdoa minta miskin. Dan kita gak tahu kapan doa kita akan dikabulkan oleh Allah. Kalo pada saat itu doa kita dikabulkan maka kita akan jadi miskin baik lahir maupun batin selamanya. Padahal Allah telah mengatakan barang siapa yang bisa mensyukuri nikmat yang diberikan. Insyaallah Allah akan menambah nikmatnya. Dan bagi saya mas, masih banyak yang kehidupannya masih dibawah saya dan lebih berhak.
A: (manggut-manggut) Ohh.... begitu ya pak...
Wah dengan gaji yang ku peroleh dan pekerjaan sampingan yang ku punyai, aku merasa malu. Alhamdulillah mendapat sesuatu yang hebat dari obrolan kecil. Seandainya aku dan masyarakat kita mempunyai sifat seperti bapak si penjual es tong-tong ini...

Read more ...

Artikel Terkait

”” ”” ”” ””

Komentar Sahabat